Friday, January 18, 2019

Saat Anak Terlibat Prostitusi, Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap?

Saat Anak Terlibat Prostitusi, Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap?

Ilustrasi (Depositphotos.com)

TABLOIDBINTANG.COM - Awal tahun ini, terbongkar jaringan prostitusi daring yang kabarnya melibatkan para seleb. Sebelumnya, polisi juga pernah menguak jaringan prostitusi daring. 

Beberapa di antaranya, bahkan melibatkan anak-anak. Sebagai orang tua, apa solusi dan pencegahan yang bisa dilakukan untuk melindungi anak?

Ketika orang tua mengetahui anak terlibat prostitusi, hal pertama yang wajib dilakukan adalah membesarkan hati. 

"Orang tua harus membesarkan hati, menerima apa yang telah terjadi dan terbuka menerima kondisi anak. Orang tua juga tidak menyalahkan anak. Karena bagaimanapun pasti ada peran orang tua sehingga anak berada dalam posisi tersebut," ucap psikolog anak dan keluarga, Ayoe Sutomo kepada Bintang. 

Ayoe mengingatkan anak usia remaja masih dalam tanggung jawab orang tua. 

Kala suasana lebih kondusif, orang tua harus merangkul anak untuk mencari tahu alasan anak terlibat dalam jaringan prostitusi. 

"Apapun jawaban anak, sebaiknya diterima dulu. Karena kasus ini tergolong berat dan apabila sudah diketahui banyak orang tentunya akan menjadi beban tersendiri," imbuh Ayoe. 

Belum lagi, orang tua tidak bisa memprediksi sanksi moral yang mungkin saja menyasar anak. 

Bila kasus tersebut telah diketahui khalayak, orang tua harus memberi keyakinan bahwa selalu ada kesempatan kedua jika anak mau berubah.

"Bukan hanya dilakukan dalam bentuk ucapan, tetapi juga berupa tindakan suportif, dengan tidak menyalahkan dan membantu memberikan solusi," tegas Ayoe. 

Setelah mengetahui motif anak, orang tua bisa mencari pendekatan yang tepat untuk menarik anak keluar dari permasalahan tersebut dan mencegah kondisi tersebut berulang. 

Dalam usaha mencari solusi, dibutuhkan bantuan profesional khususnya untuk menyoroti sisi psikologis. Apalagi ketika komunikasi orang tua dan anak tidak lancar dan tekanan dari lingkungan eksternal semakin besar.

Para ahli bisa menjembatani komunikasi orang tua-anak untuk saling menguatkan, juga membimbing dalam menelaah sebuah permasalahan. Sehingga baik orang tua maupun anak bisa melihat sisi positif, seburuk apapun masalah yang terjadi.

"Mungkin orang tua dan anak sama-sama merasa bersalah, sama-sama merasa terluka, sama-sama merasa dikecewakan, tapi apapun yang namanya emosi tidak bisa dipatahkan. Mungkin ada perasaan marah atau malu, diterima saja dulu emosinya. Lalu, sama-sama harus berniat memperbaiki kondisi yang ada dan saling percaya. Itu saja modalnya,"  terang Ayoe. 

(yuri / gur)

Rekomendasi

Let's block ads! (Why?)



January 18, 2019 at 11:59PM from Berita Gosip Terbaru Hari ini, Kabar Artis Terkini - Tabloidbintang.com http://bit.ly/2sBdsiu
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment