Tuesday, February 5, 2019

Mengenal Bisnis Model Wirausaha Sosial Seperti Dilakukan Veronica Colondam

Mengenal Bisnis Model Wirausaha Sosial Seperti Dilakukan Veronica Colondam

Ilustrasi (Depositphotos)

TABLOIDBINTANG.COM - Menjadi social entrepreneur atau wirausaha sosial (wirsos) tengah digandrungi beberapa tahun belakangan, terutama oleh generasi muda. Pendiri Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Veronica Colondam mengungkapkan wirsos sebenarnya tak jauh berbeda dengan wirausaha lainnya.

"Peluang wirsos sama dengan peluang bisnis lainnya tapi mungkin lebih gampang dijual. Karena generasi muda sekarang suka dengan cerita di balik sebuah produk. Apakah produk yang dikonsumsi itu misalnya punya unsur pemberdayaan," ucap Veronica kepada Bintang, pekan lalu di kantor YCAB.

Sebaliknya, sebagai pelaku bisnis, para generasi muda kini juga lebih tertarik mencari pekerjaan yang bermakna atau memiliki dampak sosial.

Veronica mengatakan siapapun bisa menjadi wirsos selama memiliki misi sosial, punya tekad dan merasa terpanggil. Faktor lain yang tak kalah penting adalah bisnis model yang digunakan.

Wanita yang masuk dalam daftar Asian Philanthropist versi Fobes tahun 2014 ini menerangkan terdapat tiga bisnis model wirsos. Pertama adalah model embedded, artinya misi sosial menyatu dengan bisnis.

Contohnya, Deaf Cafe Fingertalk yang mempekerjakan mereka yang tunarungu. "Semakin kafe ini berkembang dan membuka cabang maka semakin banyak orang tunarungu yang diberdayakan. Ini yang disebut embed. Ide awalnya memang susah tapi ketika bisnis sudah berjalan akan lebih mudah," papar Veronica.

Lanjut ke tipe kedua yaitu model terintegrasi seperti perusahaan Toms Shoes. Perusahaan asal Amerika ini memberikan sepatu ke anak tidak mampu setiap penjualan sepatunya dengan konsep "One For One".

Model terakhir adalah terpisah (separated). Veronica mencontohkan YCAB yang didirikannya bermula dengan bisnis model ini. "Awalnya, kami punya yayasan dan kami punya perusahaan. Perusahaan ini mencari duit dan membayar biaya yayasan yang bisa dibagi bersama. Seperti membayar gaji bagian IT, general affair atau sharing office boy. Bisnisnya sendiri tidak ada hubungan dengan yayasan," jelas Veronica yang mengaku kini YCAB juga telah mengadaptasi bisnis model embedded dan terintegrasi lewat program kredit mikro.

Kendati tak ada bisnis model yang lebih baik dibanding lainnya, Veronica menyarankan untuk menggunakan bisnis model embedded. "Tidak ada bisnis model yang salah, cuma kalau bisa sejak awal memilih model embedded biar lebih gampang," pungkas wanita yang bertekad memasukkan wirsos ke dalam UUD Kewirausahaan Nasional ini.

(yuri / wida)

Rekomendasi

Let's block ads! (Why?)



February 05, 2019 at 04:30PM from Berita Gosip Terbaru Hari ini, Kabar Artis Terkini - Tabloidbintang.com http://bit.ly/2Swt712
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment